ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
A. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA COMMON SIZE
31 Desember 2008 dan 2007
(Disajikan dalam Persen)
AKTIVA
|
2008
|
2007
|
Aktiva Lancar
| | |
Kas dan setara kas
|
10,78
|
15,27
|
Investasi jangka pendek
|
1,57
|
0,76
|
Piutang Usaha bersih
| | |
Pihak ke tiga
|
5,27
|
6,80
|
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
0,43
|
0,38
|
Bukan Usaha
| | |
Pihak ke tiga
|
1,02
|
0,49
|
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
0,24
|
0,28
|
Persediaan Bersih
|
15,30
|
14,04
|
Uang muka dan jaminan
|
0,67
|
0,80
|
Pajak dibayar di muka
|
1,16
|
0,54
|
Beban tanaman ditangguhkan
|
0,15
|
0,09
|
Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya
|
0,23
|
0,25
|
Jumlah aktiva lancar
|
36,87
|
39,75
|
| | |
Aktiva Tidak Lancar
| | |
Tagihan pajak penghasilan
|
0,20
|
0,16
|
Piutang plasma - bersih
|
1,01
|
0,79
|
Aktiva pajak tangguhan - bersih
|
0,57
|
0,56
|
Penyertaan jangka panjang dan uang muka untuk pembelian investasi
|
0,41
|
0,06
|
Tanaman perkebunan
| | |
Tanaman menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi amortisasi
|
9,13
|
11,12
|
Tanaman belum menghasilkan
|
4,02
|
5,04
|
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
|
24,21
|
27,49
|
Beban ditangguhkan - bersih
|
1,42
|
1,60
|
Goodwill - bersih
|
11,32
|
10,35
|
Aktiva tidak berwujud - bersih
|
6,56
|
0,00
|
Aktiva tidak lancar lainnya
|
4,22
|
3,03
|
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
|
63,13
|
60,25
|
| | |
Jumlah Aktiva
|
100,00
|
100,00
|
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
|
2008
|
2007
|
Kewajiban Lancar
| | |
| | |
Hutang bank jangka pendek dan cerukan
|
19,28
|
19,30
|
Hutang “trust receipts”
|
5,43
|
4,05
|
Hutang Usaha
| | |
Pihak ketiga
|
6,1861
|
5,93
|
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
0,16
|
0,23
|
Bukan usaha
| | |
Pihak ketiga
|
1,15
|
1,700
|
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
0,52
|
0,41
|
Beban masih harus dibayar
|
2,78
|
4,00
|
Hutang pajak
|
1,51
|
1,67
|
Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
| | |
Hutang obligasi - bersih
|
2,46
|
4,12
|
Hutang bank
|
1,53
|
1,91
|
Hutang sewa
|
0,02
|
0,02
|
Jumlah Kewajiban Lancar
|
41,07
|
43,38
|
| | |
Kewajiban Tidak Lancar
| | |
Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
| | |
Hutang bank
|
13,14
|
2,31
|
Hutang obligasi - bersih
|
5,02
|
9,96
|
Hutang sewa
|
0,02
|
0,02
|
Jumlah pinjaman jangka panjang
|
18,18
|
12,31
|
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
|
4,76
|
5,11
|
Estimasi kewajiban imbalan kerja
|
2,47
|
2,45
|
Kewajiban tidak lancar lainnya
|
0,25
|
0,00
|
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
|
25,68
|
19,86
|
Goodwill - bersih
|
0,01
|
0,01
|
Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan
|
11,77
|
12,58
|
| | |
EKUITAS
| | |
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
| | |
Modal dasar - 30.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
|
2,21
|
3,17
|
Agio saham
|
3,78
|
3,97
|
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali
|
-2,93
|
-3,54
|
Laba yang belum terealisasi atas investasi efek - bersih
|
0,46
|
0,51
|
Selisih perubahan ekuitas anak Perusahaan
|
3,97
|
5,42
|
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan
|
0,49
|
0,09
|
Modal proforma
|
0,00
|
0,21
|
Saldo laba
| | |
Telah ditentukan penggunaannya
|
0.15
|
0,18
|
Belum ditentukan penggunaannya
|
13.30
|
16,64
|
Modal saham yang diperoleh kembali
|
0,00
|
-2,49
|
Jumlah Ekuitas Bersih
|
21,46
|
24,20
|
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
|
100,00
|
100,00
|
Secara
umum, proporsi aktiva PT Indofood Sukses Makmur Tbk tidak berubah
secara signifikan. Hanya ada beberapa pos yang mengalami perubahan.
Untuk pos utama aset lancar dan aset tidak lancar mengalami perubahan
proporsi sekitar 3%. Untuk pos aktiva lancar proporsinya turun sebesar kenaikan proporsi aktiva tidak lancar.
Di
dalam pos aktiva lancar sendiri proporsi kas mengalami penurunan
sekitar 4,5% dan ada kenaikan proporsi dalam investasi jangka pendek
sebesar 0,8%, serta akun piutang dan persediaan juga proporsinya naik.
Bisa dikatakan bahwa perusahaan pada tahun 2008 sedang melakukan
investasi sekuritas tambahan, membeli kembali inventori dan tingkat
perputaran kas pada debitor yang agak macet karena kita ketahui bahwa
tahun 2008 merupakan tahun terburuk dalam dasawarsa terakhir karena
dunia pada saat itu sedang mengalami krisis global. Meskipun tidak
terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap industri konsumsi di
Indonesia karena memang Indonesia pertumbuhan ekonomi diukur dari segi
konsumsi, maka imbasnya bagi perusahaan manufaktur seperti PT Indofood
ini tidak terlalu besar. Untuk aktiva tidak lancar mengalami kenaikan
sebesar proporsi penurunan aktila lancar. Kenaikan terbesar dari pos
aktiva tidak lancar adalah dari aktiva tidak berwujud. Aktiva ini
mengalami kenaikan sekitar 6% dari posisi semula 0%.
Seperti
yang sudah dinyatakan sebelumnya bahwa penurunan aktiva lancar juga
sebagian dialihkan oleh perusahaan untuk memperluas investasi. Hal ini
dibuktikan dengan naiknya nilai uang muka investasi secara cukup
signifikan. Perubahan yang paling signifikan adalah naiknya proporsi
aktiva tidak berwujud sebesar 6% dari proporsi total aktiva. Aktiva
tidak berwujud ini terdiri dari merek-merek dagang atas produk yang
diproduksi oleh Indolakto, yang timbul sehubungan dengan transaksi
akuisisi. Merek-merek tersebut diantaranya
adalah Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Crima, Kreme dan Indoeskrim.
Pengakuan aset tidak berwujud ini sesuai dengan harga perolehan dan
nilainya diamortisasi setiap tahun. Piutang plasma dan tagihan pajak
mengalami kenaikan namun dalam proporsi yang kecil. Untuk beberapa pos
mengalami penurunan karena memang nilainya diamortisasi atau
didepresiasi, misalnya untuk pos tanaman yang menghasilkan dan aktiva
tetap termasuk peralatan, mesin, gedung, dll.
Untuk
pos pasiva, kondisi dari hutang lancar mengalami penurunan sekitar 2%
sedangkan untuk pos utang jangka panjang proporsinya naik secara cukup
tajam, yaitu 6%. Sedangkan untuk modal berkurang proporsinya sekitar 3%.
Untuk utang lancer, beberapa pos mengalami kenaikan seperti utang
trust, utang pada pihak ke tiga untuk mendanai hal-hal di luar operasi
perusahaan dan perusahaan pun mencari kreditur yang benar-benar bisa
dipercayai dan telah menjadi mitra dengan perusahaan.
Utang
yang mengalami penurunan antara lain utang obligasi karena memang
setiap tahun perusahaan harus membayar cicilan bunga dan pokok pinjaman
yang jatuh tempo. Begitu juga dengan utang bank dan utang pajak yang
harus segera dilunasi karena tempo pembayarannya telah jatuh.
Utang-utang accrual pun proporsinya berkurang karena setiap tahun juga
perusahaan harus membayar biaya-biaya operasional dan biaya-biaya
lainnya.
Di
sisi lain, utang jangka panjang malah bertambah secara signifikan
proporsinya antara lain utang bank yang naik sekitar 8,8%. Perusahaan
mungkin menilai bahwa utang bank yang tersisa pada tahun 2007 adalah
hampir nol, maka mungkin biasanya bank menawari kredit lagi atau mungkin
hal ini pertimbangan dari manajer pula untuk lebih memilih kredit di
bank dan segera melunasi obligasi-obligasi jangka panjang yang sudah
jatuh tempo. Nilai dari hak minoritas perusahaan otomatis turun karena
pada tahun 2008 perusahaan telah melakukan buyback atas sebagian
sahamnya dan mungkin juga karena pelaku sentimen dari pasar yang
khawatir mengenai krisis global sehingga mereka para pemilik saham
minoritas pada akhirnya banyak yang melepas sahamya. Perusahaan terlalu
berani dalam keadaan krisis global lebih mendanai dengan utang. Tapi, mungkin juga hal ini dipengaruhi oleh turunnya harga saham. Namun, turunnya harga saham indofood tidaklah sevolatil industri yang lain.
Modal
perusahaan juga secara umum mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat
dari modal disetor proporsinya mengalami penurunan meskipun saham
treasury sudah dijual lagi kepada publik, namun dapat diketahui dari
agio saham yang mengalami penurunan bisa mengindikasikan bahwa
perusahaan mengalami disagio. Jika tidak, maka memang proporsi
kenaikannya sangat tidak sebanding dengan proporsi kenaikan utang jangka
panjang.
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI COMMON SIZE
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008, 2007
(Disajikan dalam Persen)
|
2008
|
2007
|
Penjualan Bersih
|
100,00
|
100,00
|
Beban Pokok Penjualan
|
76,86
|
76,21
|
Laba Kotor
|
23,13
|
23,78
|
Beban Usaha
| | |
Penjualan
|
7,06
|
8,39
|
Umum dan administrasi
|
4,87
|
5,05
|
Jumlah Beban Usaha
|
11,94
|
13,45
|
Laba Usaha
|
11,18
|
10,32
|
Penghasilan/(Beban) Lain-Lain
| | |
Penghasilan bunga
|
0,43
|
0,56
|
Beban bunga dan pendanaan lainnya
|
-2,98
|
-2,55
|
Laba/(rugi) kurs - bersih
|
-1,83
|
0,04
|
Lain-lain - bersih
|
-0,10
|
-1,06
|
Beban Lain-lain - Bersih
|
-4,48
|
-2,99
|
Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
|
6,70
|
7,32
|
Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan
| | |
Tahun berjalan
|
-3,04
|
-3,15
|
Tangguhan
|
0,97
|
0,67
|
Beban Pajak Penghasilan - Bersih
|
-2,06
|
-2,48
|
Laba Sebelum Hak Minoritas
Atas Laba Bersih Anak Perusahaan dan Penyesuaian Proforma
|
4,63
|
4,85
|
Hak Minoritas Atas
Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih
|
-2,01
|
-0,14
|
Penyesuaian Proforma
|
0,05
|
0,06
|
Laba Bersih
|
2,66
|
3,52
|
Harga pokok penjualan untuk periode 2008 mengalami kenaikan proporsi sekitar 0,65%. Hal ini mengindikasikan adanya harga-harga/inflasi yang cukup signifikan untuk harga-harga bahan baku
dan beban produksi sehingga pada tahun 2008 proporsi laba kotor
mengalami penurunan. Selain itu, hal ini juga disebabkan kenaikan jumlah
produksi. Hal ini
bisa dilihat dari kenaikan jumlah persediaanyang dimiliki perusahaan
dan pos persediaan akhir yang dimiliki. Namun, untuk tahun 2008 beban
administrasi dan penjualan menurun secara proporsi meskipun secara
jumlah meningkat. Pos-pos biaya menurun seperti iklan mengindikasikan
belanja iklan untuk perusahaan memang menurun. Biaya yang naik seperti
biaya gaji, upah karyawan. Biaya untuk barang rusak juga mengalami
kenaikan. Hal ini mengindikasikan kualitas bahan baku atau tingkat
kualitas distribusi mengalami penurunan. Telekomunikasi dan bahan bakar
juga mengalami kenaikan karena memang perusahaan pada saat itu sedang
mengalami kenaikan penjualan dan sisi permintaan tentunya juga naik
sehingga hal ini wajar menimbulkan kenaikan pada sejumlah pos-pos biaya.
Namun pada akhirnya kenaikan ini tidak sebesar proporsi terhadap
penjualan pada tahun 2007 sehingga proporsi laba usaha mengalami
kenaikan sekitar 0,86%.
Pos
yang paling memengaruhi laba sebelum pajak adalah kerugian selisih kurs
karena kita tahu bahwa rupiah pada tahun 2008 mengalami koreksi yang
signifikan dan nilainya terus melemah sampai awal tahun 2009 nilainya
berangsur membaik menuju level Rp 9000-an per dolar. Kerugian atas
selisih kurs mengubah 1,79% proporsi beban. Beban bunga dan lainnya juga
mengalami kenaikan. Selain karena perusahaan menambah utang jangka
panjang, juga perusahaan sedang mengalami kenaikan penjualan sehingga
laba sebelu pajak proporsinya jauh lebih kecil daripada laba tahun 2007
(mengalami penurunan sebesar 0,62%). Untuk pos beban pajak mengalami
penurunan proporsi terhadap penjualan meskipun jumlahnya naik. Proporsi
pajak penghasilan misalnya naik pada pos tangguhan karena perusahaan
masih menangguhkan biaya dan gaji atau karena memang perusahaan menunggu
sampai jatuh tempo masa SPT badan. Sedangkan untuk beban gaji
proporsinya mengalami penurunan meskipun memang beban upah dan gaji
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Laba sebelum hak minoritas
juga mengalami penurunan proporsinya 0,25% dibandingkan dengan tahun
2007.
Hak
minoritas atas aktiva proporsinya naik secara signifikan karena memang
pada tahun 2008 perusahaan kembali menjual saham treasury nya ke publik
sehingga konsekuensinya adalah kepemilikannya semakin menyebar dan tentu
saja pemilik minoritas berhak atas hak-hak atas aktiva. Hal inilah yang
pada akhirnya menurunkan proporsi laba bersih perusahaan pada tahun
2008 dengan tahun 2007 adalah sekitar 0,9% meskipun secara esensi
nilainya naik.
B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KOMPARATIF
31 Desember 2008 dan 2007
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah)
AKTIVA
|
2008
|
2007
|
Perubahan
| |||||
Dalam%
|
Dalam rupiah
| |||||||
Aktiva Lancar
| | | | | ||||
Kas dan setara kas
|
4.271.208
|
4.538.051
|
-5,88
|
(266.843)
| ||||
Investasi jangka pendek
|
623.134
|
227.337
|
174,10
|
395.797
| ||||
Piutang Usaha bersih
| | | | | ||||
Pihak ke tiga
|
2.087.348
|
2.022.069
|
3,23
|
65.279
| ||||
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
172.734
|
114.332
|
51,08
|
58.402
| ||||
Bukan Usaha
| | | | | ||||
Pihak ke tiga
|
404.927
|
146.983
|
175,49
|
257.944
| ||||
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
95.962
|
84.447
|
13,63
|
11.515
| ||||
Persediaan Bersih
|
6.061.219
|
4.172.388
|
45,26
|
1.888.831
| ||||
Uang muka dan jaminan
|
266.126
|
239.116
|
11,29
|
27.010
| ||||
Pajak dibayar di muka
|
461.862
|
160.660
|
187,47
|
301.202
| ||||
Beban tanaman ditangguhkan
|
61.672
|
27.037
|
128,10
|
34.635
| ||||
Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya
|
92.230
|
76.709
|
20,23
|
15.521
| ||||
Jumlah aktiva lancar
|
14.598.422
|
11.809.129
|
23,61
|
2.789.293
| ||||
| | | | | ||||
Aktiva Tidak Lancar
| | | | | ||||
Tagihan pajak penghasilan
|
81.594
|
49.545
|
64,68
|
32.049
| ||||
Piutang plasma - bersih
|
401.172
|
236.120
|
69,90
|
165.052
| ||||
Aktiva pajak tangguhan - bersih
|
229.515
|
167.299
|
37,18
|
62.216
| ||||
Penyertaan jangka panjang dan uang muka untuk pembelian investasi
|
164.864
|
20.219
|
715,39
|
144645
| ||||
Tanaman perkebunan
| | | | | ||||
Tanaman menghasilkan – setelah dikurangi akumulasi amortisasi
|
3.618.678
|
3.305.778
|
9,46
|
312.900
| ||||
Tanaman belum menghasilkan
|
1.593.691
|
1.499.069
|
6,31
|
94.622
| ||||
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
|
9.586.545
|
8.166.816
|
17,38
|
1.419.729
| ||||
Beban ditangguhkan - bersih
|
564.156
|
477.336
|
18,18
|
86.820
| ||||
Goodwill - bersih
|
4.484.479
|
3.074.823
|
45,84
|
1.409.656
| ||||
Aktiva tidak berwujud - bersih
|
2.598.148
|
0
| |
2.598.148
| ||||
Aktiva tidak lancar lainnya
|
1.673.000
|
900.761
|
85,73
|
772.239
| ||||
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
|
24.995.842
|
17.897.766
|
39,65
|
7.098.076
| ||||
Jumlah Aktiva
|
39.594.264
|
29.706.895
|
33,28
|
9.887.369
| ||||
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
|
2008
|
2007
|
Perubahan
| |||||
Dalam%
|
Dalam Rp
| |||||||
Kewajiban Lancar
| | | | | ||||
Hutang bank jangka pendek dan cerukan
|
7.634.711
|
5.734.104
|
33,14
|
1.900.607
| ||||
Hutang “trust receipts”
|
2.153.921
|
1.205.892
|
78,61
|
948.029
| ||||
Hutang Usaha
| | | | | ||||
Pihak ketiga
|
2.449.368
|
1.764.253
|
38,83
|
685.115
| ||||
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
65.321
|
71.013
|
-8,01
|
-5.692
| ||||
Bukan usaha
| | | | | ||||
Pihak ketiga
|
458.818
|
505.075
|
-9,15
|
-46.257
| ||||
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
|
208.559
|
124.291
|
67,79
|
84.268
| ||||
Beban masih harus dibayar
|
1.103.395
|
1.190.093
|
-7,28
|
-86.698
| ||||
Hutang pajak
|
598.091
|
496.279
|
20,51
|
101.812
| ||||
Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
| | | | | ||||
Hutang obligasi - bersih
|
975.309
|
1.224.464
|
-20,34
|
-249.155
| ||||
Hutang bank
|
606.610
|
567.509
|
6.88
|
39.101
| ||||
Hutang sewa
|
8.058
|
5.704
|
41,26
|
2.354
| ||||
Jumlah Kewajiban Lancar
|
16.262.161
|
12.888.677
|
26,17
|
3.373.484
| ||||
| | | | | ||||
Kewajiban Tidak Lancar
| | | | | ||||
Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
| | | | | ||||
Hutang bank
|
5.204.922
|
688.719
|
655,73
|
4.516.203
| ||||
Hutang obligasi - bersih
|
1.989.588
|
2.960.430
|
-32,79
|
-970.842
| ||||
Hutang sewa
|
6.088
|
6.549
|
-7,03
|
-461
| ||||
Jumlah pinjaman jangka panjang
|
7.200.598
|
3.655.698
|
96,96
|
3.544.900
| ||||
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
|
1.888.123
|
1.517.928
|
24,38
|
370.195
| ||||
Estimasi kewajiban imbalan kerja
|
980.543
|
729.081
|
34,49
|
251.462
| ||||
Kewajiban tidak lancar lainnya
|
100.944
|
0
|
-
|
100.944
| ||||
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
|
10.170.208
|
5.902.707
|
72,29
|
4267.501
| ||||
Goodwill - bersih
|
2.955
|
3.134
|
-5,71
|
-179
| ||||
Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan
|
4.660.191
|
3.721.828
|
25,21
|
938.363
| ||||
| | | | | ||||
EKUITAS
|
2008
|
2007
|
Perubahan
Persen% DalamRp
| |||||
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham
| | | | | ||||
Modal dasar - 30.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
|
878.043
|
944.419
|
-7,02
|
-66.376
| ||||
Agio saham
|
1.497.733
|
1.182.046
|
26,70
|
315.687
| ||||
Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali
|
(1.160.859)
|
(1.051.958)
|
10,35
|
-108.901
| ||||
Laba yang belum terealisasi atas investasi efek - bersih
|
185.315
|
154.167
|
20,20
|
31.148
| ||||
Selisih perubahan ekuitas anak Perusahaan
|
1.572.446
|
1.611.683
|
-2,43
|
-39.237
| ||||
Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan
|
197.684
|
28.057
|
604,58
|
169.627
| ||||
Modal proforma
|
0
|
63.953
|
-100,00
|
-63.953
| ||||
Saldo laba
| | | | | ||||
Telah ditentukan penggunaannya
|
60.000
|
55.000
|
9.09
|
5.000
| ||||
Belum ditentukan penggunaannya
|
5.268.387
|
4.944.251
|
6,55
|
324.136
| ||||
Modal saham yang diperoleh kembali
|
0
|
(741.069)
|
-100,00
|
741.069
| ||||
Jumlah Ekuitas Bersih
|
8.498.749
|
7.190.549
|
18,19
|
1.308.200
| ||||
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
|
39.594.264
|
29.706.895
|
33,28
|
9.887.369
| ||||
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2008, 2007
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah)
|
2008
|
2007
|
Perubahan
| |
Dalam%
|
Dalam Rp
| |||
Penjualan Bersih
|
38.799.279
|
27.858.304
|
39,27
|
10.940.975
|
Beban Pokok Penjualan
|
29.822.362
|
21.232.761
|
40,45
|
8.589.601
|
Laba Kotor
|
8.976.917
|
6.625.543
|
35,48
|
2.351.374
|
Beban Usaha
| | | | |
Penjualan
|
2.742.292
|
2.339.821
|
17,20
|
402.471
|
Umum Dan Administrasi
|
1.893.149
|
1.409.282
|
34,33
|
483.867
|
Jumlah Beban Usaha
|
4.635.441
|
3.749.103
|
23,64
|
886.338
|
Laba Usaha
|
4.341.476
|
2.876.440
|
50,93
|
1.465.036
|
Penghasilan/(Beban) Lain-Lain
| | | | |
Penghasilan bunga
|
168.516
|
158.347
|
6,42
|
10.169
|
Beban bunga dan pendanaan lainnya
|
(1.157.562)
|
(710.615)
|
62,89
|
446.947
|
Laba/(rugi) kurs - bersih
|
(713.131)
|
13.411
|
-5417,50
|
(726.542)
|
Lain-lain - bersih
|
(39.476)
|
(296.174)
|
-86,67
|
(256.698)
|
Beban Lain-lain - Bersih
|
(1.741.653)
|
(835.031)
|
108,57
|
906.622
|
Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
|
2.599.823
|
2.041.409
|
27,35
|
558.414
|
Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan
| | | | |
Tahun berjalan
|
(1.181.312)
|
(878.006)
|
34,54
|
303.306
|
Tangguhan
|
379.759
|
187.314
|
102,73
|
192.445
|
Beban Pajak Penghasilan -
Bersih
|
(801.553)
|
(690.692)
|
16,05
|
110.861
|
Laba Sebelum Hak Minoritas
Atas Laba Bersih Anak Perusahaan Dan Penyesuaian Proforma
|
1.798.270
|
1.350.717
|
33,13
|
447.553
|
Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih
|
(782.597)
|
(387.270)
|
102,08
|
395.327
|
Penyesuaian Proforma
|
18.716
|
16.910
|
10,68
|
1.806
|
Laba Bersih
|
1.034.389
|
980.357
|
5,51
|
54.032
|
Kas
perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan sekitar 5,88%
dibandingkan dengan tahun 2007. Untuk investasi nilainya naik hampir
175%. Memang perusahaan pada saat itu sedang melakukan banyak pembelian
pada sekuritas-sekuritas jangka pendek yang return nya bisa dihasilkan
pada tempo yang telah ditentukan perusahaan. Untuk pos piutang nilainya
juga mengalami kenaikan secara signifikan pada semua pos baik piutang
usaha atau bukan usaha mengindikasikan bahwa tingkat penagihan piutang
semakin menurun atau tingkat kemampuan debtor menurun untuk membayar
utang terhadap perusahaan. Nilai persediaan akhir bersih perusahaan juga
mengalami kenaikan.
Kenaikan
paling signifikan terjadi pada pos pajak dibayar di muka dan beban yang
ditangguhkan. Namun, secara umum, kenaikan pos aktiva lancar adalah
sekitar 23,61%. Aktiva tidak lancar juga nilainya mengalami kenaikan
sekitar 39,65% dari tahun 2007. Kenaikan terbesar ada di aset tidak
berwujud karena memang perusahaan pada waktu itu sedang gencar-gencar
melakukan akuisisi untuk merek-merek tertentu, seperti susu cap enaak,
indoeskrim, dll. Piutang plasma juga nilainya mengalami kenaikan secara
signifikan karena memang perusahaan pada waktu itu sedang melakukan
peningkatan pada sektor plasma, sedangkan biaya masih ditanggung oleh
anak perusahaan, dan masih menunggu pencairan dana dari bank.
Aset
tetap juga nilainya mengalami kenaikan karena perusahaan juga sedang
melakukan penambahan terhadap aktiva tetap, mungkin disebabkan karena
keadaan mesin atau gedung yang nilai efisiensi telah menurun atau
sekedar strategi peningkatan produksi. Aktiva tidal lancar lainnya juga
mengalami kenaikan sekitar 85%. Kenaikan ini terkait dengan sewa atas
ruang perkantoran yang digunakan untuk jangka panjang dan nilainya
diakui sebagai aktiva tidak lancar lainnya. Sewa semacam ini tergolong capital lease. Total aktiva secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 33%.
Jumlah
kewajiban perusahaan mengalami kenaikan baik lancar maupun tidak
lancar. Kewajiban lancar naik 26,17% dan tidak lancar naik 72%. Utang
bank jangka pendek naik 33,14% disebabkan karena perusahaan dalam jangka
pendek harus memenuhi berbagai operasi perusahaan. Selain itu,
perusahaan juga mengadakan perjanjian utang dengan pihak pihak yang
dipercaya lainnya dan nilainya meningkat 78,61%. Paling tidak, ada
sebagian utang usaha yang telah dilunasi diindikasikan ada penurunan
dari beberapa pos utang meskipun penurunannya tidak terlalu signifikan..
Utang-utang ini digunakan perusahaan sebagian besar juga untuk
aktivitas investasi jangka pendek dan operasi. Selain itu juga untuk
melunasi utang jangka panjang yang telah jatuh tempo seperti utang
obligasi. Utang tidak lancar naik sebesar 72,29%. Utang ini didominasi oleh utang bank yang membengkak sampai 700%. Utang
ini juga disebabkan agar pendanaan perusahaan untuk meningkatkan
operasi maupun investasi tidak terganggu karena menurunnya nilai pasar
saham. Utang bank ini juga dalam rangka mendukung program plasma perusahaan.
Utang bank ini mayoritas didapatkan dari anak perusahaan Bank BCA dan utang luar negeri dalam bentuk US$.
Utang-utang jangka panjang ini dilakukan karena memang perusahaan sudah
ada perjanjian peminjaman dengan SIMP dengan kriteria ekuitas harus
diturunkan dan penggenjotan modal adalah dari sisi utang. Oleh karena
itu, proporsi modal secara umum menurun dibandingkan dengan tahun 2007
meskipun total ekuitas naik karena memang perusahaan melakukan penjualan
kembali saham treasurinya. Perusahaan mendapatkan banyak keuntungan
diindikasikan dengan nilai agio yang meningkat serta keuntungan yang
belum terealisasi. Harga saham pada waktu itu bisa disimpulkan sedang
naik. Modal proforma juga mengalami penurunan karena pada saatnya modal
itu digunakan.
Penjualan
mengalami kenaikan 39,27% dan diikuti dengan naiknya HPP sebesar 40%.
Hal ini mengindikasikan bahwa harga-harga bahan baku sedang mengalami
kenaikan dan berbagai macam faktor lainnya. Sehingga kenaikan penjualan
ini bukan menjadi tolak ukur kenaikan penjualan namun kenaikan penjualan
ini sebagai dampak dari inflasi dan meningkatnya HPP. Namun demikian,
laba kotor masih naik sebesar 35%. Secara umum, beban usaha juga
meningkat sebesar 23%. Namun, peningkatan beban ini masih di bawah laba
kotor sehingga laba usaha naik 50% dari tahun 2007. Penghasilan atau
beban lain-lain inilah yang menyebabkan EBT turun karena memang penyebab
utamanya adalah kerugian selisih mata uang asing. Perlu diketahui bahwa
utang perusahaan juga dalam bentuk dolar. Oleh karena itu, dalam
pelunasannya sepanjang krisis global 2008 mungkin saja mengalami
kerugian yang luar biasa. EBT hanya
naik 27,35%. Pajak penghasilan juga bertambah karena memang banyak
kenaikan di sisi yang berhubungan dengan pajak, misalnya gaji dan upah.
Laba bersih hanya naik 5% akibat adanya hak pemegang saham minoritas
akibat adanya penjualan kembali saham treasuri. Namun, secara umum,
kondisi operasi perusahaan masih dalam keadaan cukup baik karena masih
ada kenaikan pada laba bersih.
C. ANALISIS RASIO
Rasio Likuiditas
|
1. Rasio Lancar =
|
2. Rasio Cepat ( quick ratio) =
|
3. Periode penagihan ( collection period) =
|
4. Jumlah hari untuk menjual persediaan ( days to sell inventory) =
Struktur Modal dan Solvabilitas
|
1. Total utang terhadap ekuitas ( total debt to equity) =
|
2. Utang jangka panjang terhadap ekuitas ( long term debt to equity) =
|
3. Kelipatan Bunga dihasilkan ( time interest earned) =
|
4. Rasio Total Utang ( leverage) =
3. Tingkat Pengembalian atas Investasi
1. Tingkat pengembalian atas aktiva (Return on asset-ROA) =
2. Tingkat Pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity) =
|
3. Tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity) =
4. Kinerja Operasi (Operating Performance)
|
Margin laba kotor (gross Profit margin)=
|
Margin Laba Operasi (operating profit margin) =
|
Margin laba sebelum pajak (pretax profit margin) =
|
Margin Laba Bersih (net profit margin) =
5. Pemanfaatan Aktiva
|
1.Perputaran Kas (cash turnover) =
|
2.Perputaran Piutang Usaha (account receivable turnover) =
|
3.Penjualan Terhadap Persediaan (sales to inventory) =
|
4.Perputaran modal kerja (working capital turnover) =
|
5.Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) =
Ukuran Pasar
|
1. Rasio harga terhadap laba (price to earning ratio) =
2.
|
|
3. Harga terhadap nilai buku (price to book) =
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
ANALISIS RASIO
Tahun 2007 dan 2008
No
|
Jenis Rasio
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
| ||
Perhitungan
|
Hasil
|
Perhitungan
|
Hasil
| ||
1
|
Rasio Lancar
|
11.809.129
|
0,92
|
14.598.422
|
0,89
|
12.888.677
|
16.262.161
| ||||
2
|
Rasio Cepat
|
6.901.789
|
0,54
|
7.154.424
|
0,44
|
12.888.677
|
16.262.161
| ||||
3
|
Periode penagihan
piutang
|
1.792.286,5
|
23,16 hari
|
2.198.241,5
|
20,39hari
|
27.858.304/360
|
38.799.279/360
| ||||
4
|
Jumlah hari untuk
menjual persediaan
|
3.576.708,5
|
60,64 hari
|
5.116.803,5
|
61,77 hari
|
21.232.761/360
|
29.822.362/360
| ||||
5
|
Total Utang terhadap
Ekuitas
|
18.791.384
|
2,61
|
26.432.369
|
3,11
|
7.190.549
|
8.498.749
| ||||
6
|
Utang jangka panjang
terhadap ekuitas
|
5.902.707
|
0,82
|
10.170.208
|
1,19
|
7.190.549
|
8.498.749
| ||||
7
|
Kelipatan Bunga
dihasilkan
|
2.876.440
|
4,05
|
4.341.476
|
3,75
|
710.615
|
1.157.562
| ||||
8
|
Tingkat Pengembalian
atas Aktiva
|
980.357
|
0,043
|
1.034.389
|
0,029
|
23.035.744
|
34.650.580
| ||||
No
|
Jenis Rasio
|
Tahun 2007
|
Tahun 2008
| ||
Perhitungan
|
Hasil
|
Perhitungan
|
Hasil
| ||
| | | | ||
9
|
Margin Laba Kotor
|
6.625.543
|
0,24
|
8.976.917
|
0,23
|
27.858.304
|
38.799.279
| ||||
10
|
Margin Laba Operasi
|
2.876.440
|
0,10
|
4.341.476
|
0,11
|
27.858.304
|
38.799.279
| ||||
11
|
Margin laba sebelum
pajak
|
2.041.409
|
0,073
|
2.599.823
|
0,067
|
27.858.304
|
38.799.279
| ||||
12
|
Margin Laba Bersih
|
980.357
|
0,035
|
1.034.389
|
0,027
|
27.858.304
|
38.799.279
| ||||
13
|
Perputaran Kas
|
27.858.304
|
8,79
|
38.799.279
|
8,81
|
3.168.426
|
4.404.629,5
| ||||
14
|
Perputaran piutang usaha
|
27.858.304
|
15,54
|
38.799.279
|
17,65
|
1.792.286,5
|
2.198.241,5
| ||||
15
|
Penjualan terhadap persediaan
|
27.858.304
|
7,79
|
38.799.279
|
7,58
|
3.576.708,5
|
5.116.803,5
| ||||
16
|
Perputaran Modal Kerja
|
27.858.304
|
Tidak ada
|
38.799.279
|
Tidak ada
|
(535)
|
(1.371.643,5)
| ||||
17
|
Perputaran Aktiva Tetap
|
27.858.304
|
2,08
|
38.799.279
|
1,81
|
13.384.937,5
|
21.446.804
| ||||
18
|
Perputaran Total Aktiva
|
27.858.304
|
1,21
|
38.799.279
|
1,12
|
23.035.744
|
34.650.580
| ||||
19
|
Rasio Harga terhadap Laba
|
2.575
|
22,39
|
2.325
|
19,38
|
115
|
120
| ||||
20
|
Imbal Hasil Laba
|
115
|
0,045
|
120
|
0,052
|
2.575
|
2.325
| ||||
21
|
Harga Terhadap nilai buku
|
2.575
|
25,75
|
2.325
|
23,25
|
100
|
100
| ||||
22
|
Return On Equity
|
980.357
|
0,16
|
1.034.389
|
0,13
|
6.115.817,5
|
7.844.649
| ||||
23
|
Rasio Total Utang
|
18.791.384
|
0,63
|
26.432.369
|
0,67
|
29.706.895
|
39.594.264
|
Rasio
lancar perusahaan dalam dua tahun terakhir menunjukkan kondisi yang
tidak likuid. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam
menutupi hutang lancar dengan kewajiban lancar adalah tidak memenuhi
syarat. Apalagi rasio ini turun dari 0,92 menjadi 0,89 pada tahun 2008
sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa kenaikan pada utang lancar dan
kondisi aktiva lancar juga naik namun kenaikan pada penyebut akan lebih
cenderung mengurangi secara signifikan nilai rasio lancar ini.
Begitu
juga dengan rasio cepat perusahaan yang mengalami penurunan yang
signifikan dari 0,54 menjadi 0,44 pada tahun 2008. Rasio cepat 0,5
menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam memenuhi utang lancar
benar-benar jauh di bawah kondisi cukup, yaitu kondisi normal ketika
rasio cepat adalah 1.
Kondisi
ini juga diperparah dengan penurunan jumlah kas yang dimiliki
perusahaan. Periode penagihan piutang secara umum turun dari 23 hari
menjadi 20 hari. Hal ini cukup mengisyaratkan perkembangan yang bagus
karena akan lebih meningkatkan kinerja dan operasi perusahaan. Namun
jumlah hari untuk menjual persediaan malah bertambah 1 hari dari 60 hari
menjadi 61 hari. Hal ini akan berdampak pada kinerja penjualan serta
dapat menghambat proses produksi karena perusahaan harus
mempertimbangkan rasio ini untuk mengestimasi barang yang harus
diproduksi terutama dalam segi kuantitas agar produksi perusahaan
sejalan dengan permintaan.
Total
utang terhadap ekuitas dari tahun 2007 ke tahun 2008 adalah naik
menjadi 3,61. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar modal perusahaan
sebagian besar didanai dari utang dan jumlah utang adalah 3 kali lipat
lebih banyak daripada total ekuitas. Jadi perusahaan juga sangat
berisiko untuk membayar beban bunga dan pokok pinjaman apalagi ketika
perusahaan mempunyai kreditor lebih dari 1. Kecuali ketika memang
keadaan perusahaan memungkinkan untuk menambah utang maka hal ini tidak
akan menjadi masalah.
Apalagi
proporsi utang jangka panjang juga sudah melebihi proporsi ekuitas
dengan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas yang sudah mencapai
1,19. Dalam keadaan krisis global, hal ini akan sangat berbahaya bagi
perusahaan selain terancam masalah kurs juga terancam operasi macet dan
gulung tikar karena banyak pokok pinjaman dan bunga yang mungkin jatuh
tempo dan nilai kas sendiri pun turun. Rasio solvabilitas menunjukkan
bahwa perusahaan sebagian besar pendanaannya berasal dari utang. Memang
sebenarnya kebijakan perusahaan untuk meningkatkan utang adalah untuk
memenuhi SIMP, tapi dalam hal ini sebaiknya perusahaan tetap menjaga
rasio solvabilitas agar perusahaan dalam hal ini akan tetap mampu untuk
melunasi jangka panjangnya.
Apalagi
dengan turunnya rasio kelipatan bunga dihasilkan. Ini menandakan pula
bahwa perusahaan dengan menambah utang jangka panjang malah akan semakin
membebani kondisi perusahaan. Dengan turunnya rasio kelipatan bunga
dihasilkan, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk
membayar bunga yang setiap periode tertentu harus dibayar adalah
menurun. Pembayaran bunga juga menggunakan kas, bukan menggunakan laba.
Apalagi kas perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan
dibandingkan dengan tahun 2007. ROA turun dari 4,3% menjadi 2,9%. Hal
ini mengindikasikan bahwa tingkat penggunaan atas aktiva untuk mencapai
tujuan perusahaan turun.
Sepertinya
perusahaan telah menambah dalam jumlah yang signifikan total aset,
termasuk aset tidak lancar. Namun hal ini malah menurunkan kinerja
perusahaan atas penambahan aset tersebut. Margin laba secara umum
mengalami penurunan kecuali laba kotor yang meningkat 1%. Hal ini
mengindikasikan bahwa kemungkinan pemegang saham untuk menerima dividen
adalah menurun, dan secara umum akan berimbas kepada sentimen pasar
saham yang akan menilai kinerja perusahaan menurun dan bisa berdampak
terhadap harga saham perusahaan. Rasio perputaran piutang 15 kali
sedangkan perputaran kas hanya 8 kali. Hal ini mengindikasikan
ketidakseimbangan antara piutang dengan penerimaan kas sampai menjadi
kas kembali. Dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini banyak piutang yang
masih belum bisa ditagih dan setiap kali ada transaksi yang berhubungan
dengan penambahan piutang sebanyak 2 kali, transaksi atas penerimaan kas
baru bisa dilakukan 1 kali. Hal ini akan mengganggu sekali tentunya
untuk operasi perusahaan dan memenuhi kebutuhan lain akan kas.
Perusahaan
mengambil keputusan utang mungkin juga disebabkan oleh kondisi seperti
ini, kekurangan kas karena perputaran dari kas menjadi kas adalah sangat
lama dan hanya setengah dari perputaran piutang. Rasio penjualan
terhadap persediaan 7 kali mengindikasikan bahwa perusahaan harus
membeli bahan baku persediaan tujuh kali dalam satu periode. Rasio ini
turun 0,23 mengindikasikan bahwa perusahaan mengurangi intensitasnya
untuk membeli persediaan. Perputaran modal kerja adalah nol karena tidak
adanya modal kerja disebabkan total aktiva lancar kuran dari utang
lancar. Hal ini mengindikasikan bahwa segala aset lancar yang dimiliki
perusahaan hanya bisa didedikasikan untuk membayar utang jangka
pendeknya, itu pun masih belum mencukupi karena perusahaan dalam keadaan
illiquid. Perputaran aktiva
tetap dibandingkan dengan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,2.
Hal ini mengindikasikan bahwa kegunaan aktiva tetap mengalami penurunan
Mungkin hal ini disebabkan kenaikan aktiva tetap sebagai penyebut
meskipun kenaikan terhadap penjualan perusahaan.
Hal
ini terjadi juga pada perputaran total aktiva. Idealnya, naiknya total
aktiva diikuti juga oleh naiknya penjualan dalam rasio yang berbeda
sehingga dapat meningkatkan rasio perputaran aktiva. Rasio 2 menunjukkan
bahwa total aktiva tidal lancar yang digunakan dalam penjualan adalah
baru 2 kali. Sedangkan untuk penggunaan aktiva secara keseluruhan adalah
baru 1 kali lebih, itupun nilai rasionya menurun. Rasio harga terhadap
laba menunjukkan tingkat apresiasi investor terhadap kondisi perusahaan.
Nilai itu turun cukup
signifikan 3 poin dari tahun 2007. Selain karena turunnya harga saham,
juga sekali lagi disebabkan oleh krisis global. Sedangkan imbal laba
terhadap saham adalah mengalami kenaikan dari 45% menjadi 52%. Ini
berarti terkandung pesan bahwa setiap lembar saham yang dimiliki
investor, akan mendapatkan pengembalian sebesar 45% dan nilai ini naik
pada 2008 menjadi 52%. Oleh karena itu, masih banyak para investor yang
masih tertarik untuk membeli saham perusahaan dan terbukti perusahaan
menjual saham dan mendapat keuntungan dari penjualan tresury.
Harga
terhadap nilai buku adalah 25 pada tahun 2007 dan menurun 23 pada tahun
2008. Nilai ini mencerminkan bahwa harga pasar saham adalah 25 kali
harga nominalnya. Sekiranya perusahaan mau melakukan stocksplit untuk
bisa lebih meningkatkan kinerja sahamnya, tidak akan menjadi masalah.
Namun pada tahu 2008, nilai ini turun 2 poin. ROE juga turun 3% yang
berarti bahwa kontribusi modal ekuitas terhadap laba adalah turun 3%.
D. ANALISIS ARUS KAS
(Data dalam jutaan)
|
2007
|
2008
|
Arus kas dari aktivitas operasi
|
2.613.759
|
2.684.806
|
Arus Kas dari aktivitas investasi
|
(6.454.753)
|
(7.575.214)
|
Arus kas dari aktivitas pendanaan
|
6.103.714
|
4.600.553
|
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
|
2.262.720
|
(289.855)
|
( sumber = laporan arus kas perusahaan)
Secara
umum, arus kas turun secara signifikan dari kenaikan 2.262.720 pada
tahun 2007 namun sebaliknya pada tahun 2008 mengalami penurunan 289.855.
Aktivitas operasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan karena
selain perusahaan menerima kas dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok
pun harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, pembayaran kas untuk
beban usaha juga mengalami kenaikan.
Dari
sisi pendanaan dan investasi menjadikan penurunan arus kas untuk tahun
2008. Dari segi investasi jelas sekali perusahaan sedang
gencar-gencarnya menambah aktivitas pembelian aktiva termasuk akuisisi,
penyewaan kantor, proyek plasma dsb sehingga nilainya mengalami
peningkatan dari 6.454.753 juta menjadi
7.575.214 juta pada tahun 2008. Begitu juga dari aktivitas pendanaan.
Nilainya mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan juga untuk
membayar utang cerukan, pembayaran obligasi jatuh tempo. Untuk kas masuk
utang obligasi nilainya pada tahun 2008 adalah nol rupiah karena
perusahaan pada tahun 2008 tidak melakukan penerbitan obligasi. Untuk
penerimaan kas dari penerbitan saham anak perusahaan juga nilainya
menjadi nol karena tahun 2008 anak perusahaan juga tidak menerbitkan
saham lagi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara penerimaan kas,
perusahaan ii sedang mengalami penurunan kinerja karena pendapatan yang
diterima dari setiap macam aktivitas tidak diimbangi oleh pengeluaran
kas dari setiap aktivitas juga.